Sejarah Blangkon, dari Bentuk, hingga jenis Pemakaiannya!

Sejarah Blangkon

Sejarah Blangkon - Blangkon adalah penutup atau ikat kepala yang digunakan oleh kaum pria di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. 

Blangkon memiliki ciri khas berupa jalinan kain polos atau bermotif (batik) yang dilipat, dililit, dan dijahit hingga membentuk penutup kepala siap pakai. Penggunaan blangkon bukan hanya sekadar aksesoris, melainkan juga merupakan bagian penting dalam tradisi busana adat Jawa.

Blangkon memiliki berbagai fungsi dan makna dalam budaya Jawa. Pertama-tama, blangkon berfungsi sebagai pelindung kepala dari sengatan matahari, mengingat cuaca panas tropis di Indonesia. 

Selain itu, blangkon juga memiliki dimensi keindahan, dan pemilihan motif dan warna blangkon dapat mencerminkan selera dan gaya pemakainya. Agar lebih mengenal blangkon, yuk ketahui dari sisi sejarahnya. berikut diantaranya : 

Sejarah Blangkon

Sejarah Blangkon

Blangkon, dalam sejarahnya, diyakini memiliki pengaruh dari budaya Hindu dan Islam yang datang ke Indonesia. 

Ketika para pedagang Gujarat keturunan Arab yang beragama Islam memasuki kepulauan Indonesia, mereka sering mengenakan sorban, yaitu selembar kain panjang yang dililitkan di kepala sebagai penutup kepala tradisional.

Penggunaan sorban oleh para pedagang ini kemudian menginspirasi masyarakat Jawa pada masa itu untuk mulai menggunakan kain ikat sebagai penutup kepala. 

Kain ikat ini kemudian berkembang menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai blangkon. Dalam proses ini. 

Unsur-unsur budaya Hindu dan Islam berbaur dalam perkembangan blangkon, menciptakan penutup kepala yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang kaya.

Jadi, blangkon adalah contoh nyata dari bagaimana budaya Indonesia memiliki kemampuan untuk menggabungkan pengaruh budaya yang berbeda dan menghasilkan sesuatu yang unik dan bermakna dalam konteks budaya lokal.

Bentuk dan ukuran Blangkon

Sejarah Blangkon

Seiring dengan berbagai cerita seputar kain ikat, masyarakat Jawa, terutama kaum pria, mulai mengadopsinya dalam gaya berbusana mereka. Pada awalnya, bentuk blangkon tidak sebulat dan praktis seperti yang kita kenal saat ini.

Semula, blangkon terbuat dari selembar kain ikat yang berbentuk persegi empat dengan ukuran sekitar 105 cm x 105 cm. 

Kain ini dilipat dua hingga membentuk segitiga, kemudian dililitkan di kepala. Pada masa itu, penggunaan kain ikat ini dianggap sulit dan memakan waktu.

Seiring berjalannya waktu, blangkon mengalami penyempurnaan dan berubah menjadi bentuk yang lebih praktis dan siap pakai. 

Inilah bentuk blangkon seperti yang kita lihat saat ini. Dengan kata lain, blangkon dalam bentuknya yang lebih modern adalah hasil dari transformasi kain ikat tradisional.

Nama "blangkon" sendiri berasal dari kata "blangko." Bagi masyarakat Jawa, "blangko" mengartikan "siap pakai," yang merujuk pada kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaan blangkon modern.

Sejarah perkembangan blangkon menggambarkan bagaimana budaya dan tradisi fashion bisa berkembang dan berubah seiring waktu, sambil tetap mempertahankan akar budaya yang kuat.

Jenis Pemakaian Blangkon

Sejarah Blangkon

Blangkon memiliki dua jenis berdasarkan bentuknya, yaitu blangkon dengan mondolan (tonjolan) dan blangkon trepes (rata).

Blangkon dengan mondolan memiliki ciri khas berdasarkan model rambut pria pada masa lalu. Rambut pada masa itu biasanya tumbuh panjang dan digelung di bagian belakang kepala, sehingga blangkon ini memiliki tonjolan yang menonjol di bagian belakang kepala.

Di sisi lain, blangkon model trepes adalah modifikasi blangkon yang bentuknya disesuaikan dengan tren gaya rambut pria saat ini. 

Yang umumnya memiliki rambut pendek dan rata di bagian belakang kepala. Blangkon trepes menyesuaikan diri dengan gaya rambut modern yang lebih simpel dan efisien.

Perbedaan dalam bentuk blangkon mencerminkan perubahan dalam tren gaya rambut dan mode pria seiring berjalannya waktu. 

Blangkon tetap menjadi bagian penting dalam identitas budaya Jawa, sambil beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi mode yang berubah.

jadi, Sudah tahu sejarah dari blangkon?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Atap Rumah

Jenis Kayu Termahal hingga berjuta-juta Ternyata ini Kualitasnya

Sejarah Basketball di Indonesia, dari POB hingga Awal PERBASI